‘Winter’s Tale’: Kisah Cinta Supranatural Yang Melintasi Waktu

Menuju akhir film, Virginia Gamely (Jennifer Conelly) memandang karakter yang diperankan Colin Farrell dengan serius dan memekik, “This is crazy.” Kalimat yang diucapkan aktris cantik tersebut tidak hanya secara singkat menggambarkan debut penyutradaraan Akiva Goldsman –adaptasi dari novel best-seller karya Mark Helprin (1983)– tapi juga mewakili kata hati penonton.

New York, 1916. Peter Lake (Colin Farrell) adalah seorang pencuri terlatih yang sedang berjuang untuk melarikan diri dari sang bos, Pearly Soames (Russell Crowe). Dalam pelariannya, Peter Lake akhirnya bertemu dengan Beverly Penn (Jessica Brown Findlay) yang penyakitan. Seperti kisah cinta klasik yang pernah Anda tonton sebelumnya, walaupun baru bertemu sebentar saja, mereka sudah merasakan cinta melebihi apapun. Peter Lake dan Beverly Penn pun memperjuangkan cinta mereka, sementara Soames mencari segala cara untuk menghabisi Lake.

Tidak ada yang sederhana dalam ‘Winter’s Tale’. Selain kisah cinta sang karakter wanita sekarat, film ini juga menampilkan kuda yang bisa terbang, Lucifer, iblis, dan Colin Farrell yang mendadak loncat ke tahun 2014. Anda bukan satu-satunya yang kebingungan mencari garis merah dalam film ini.

Sesungguhnya, tidak ada yang salah dengan memasukkan unsur gaib ke dalam film romansa. ‘Winter’s Tale’ jelas sekali bukan yang pertama melakukan hal tersebut. ‘Ghost’, film yang membuat seluruh perempuan generasi 90-an memotong rambutnya seperti Demi Moore, melakukan hal serupa; sosok yang diperankan Patrick Swayze yang sudah meninggal masih bergentayangan di sekeliling Demi Moore. Kemudian ada juga ‘The Lake House’, pertemuan kedua Sandra Bullock dan Keanu Reeves pasca ‘Speed’ yang menceritakan kisah cinta dua orang di era yang berbeda. Ada juga ‘What Women Want’ yang membuat Mel Gibson mendadak bisa mendengar isi hati semua perempuan yang ada di dunia.

Yang membuat semua judul-judul tadi bisa diterima dengan akal sehat, pembuatnya menyiapkan waktu untuk menjelaskan bagaimana keanehan itu terjadi. Biasanya, sebelum semua keanehan terjadi, sutradara dan terutama penulis skripnya akan menyiapkan waktu untuk menjembatani dunia normal dan dunia gaib. Dalam ‘Winter’s Tale’, hal-hal seperti itu tidak ada. Maka, bersiaplah untuk menyaksikan dua jam penuh pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh orang-orang yang sudah membaca bukunya.

Hal sederhana saja, misalnya, apa motivasi Pearly Soames mengejar-ngejar Peter Lake dengan sebegitu ngototnya? Apa yang telah dilakukannya sehingga Pearly begitu marah? Tidak mungkin hanya sekedar Peter Lake ingin pergi dari dirinya. Sampai hal-hal absurd seperti: datang darimana kuda yang bisa terbang itu? Dari mana sebenarnya Pearly Soames? Apakah Peter Lake tahu bahwa bosnya sebenarnya adalah iblis? Bagaimana bisa Peter Lake hidup dengan sehat sampai 2014 dan tidak bertambah tua? Siapa sebenernya pemberi keajaiban atau mukjizat dalam dunia di ‘Winter’s Tale’?

Pertanyaan demi pertanyaan akan mengisi otak Anda sampai akhirnya Anda menyerah, dan hanya bisa duduk sambil mengiyakan semua yang diceritakan. Sebagai pemenang Oscar (‘A Beautiful Mind’), Goldsman mestinya tahu bagaimana menjelaskan sebuah film yang menarik, dan mudah-mudahan menyentuh. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, ‘Winter’s Tale’ bahkan tidak bisa diterima secara logika. Colin Farrell, Russell Crowe, Jessica Brown Findlay dan Will Smith tidak menyumbangkan apa-apa. Film ini terlalu absurd bahkan untuk ukuran film horor. Dan, ketika Jennifer Conellly memekik, “This is crazy,” Anda tahu bahwa dia bukan satu-satunya yang merasakan keabsurdan film ini.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

Sumber : http://hot.detik.com/movie/read/2014/02/24/104332/2506267/229/winters-tale-kisah-cinta-supranatural-yang-melintasi-waktu

Download : Winter’s Tale Kisah Cinta Supranatural yang Melintasi Waktu