Design Thinking Mencetak Pemimpin Penggerak Inovasi

Di balik setiap produk yang inovatif, ada kepemimpinan dan kultur yang mendorong karyawan untuk berpikir out of the box. Lewat kurikulum Design Thinking, BINUS BUSINESS SCHOOL memberikan kontribusi besar bagi bisnis untuk terus tumbuh berkelanjutan.

Derek Williamson - Innovative Solution Director, PT Holcim Indonesia, Tbk.

Derek Williamson – Innovative Solution Director, PT Holcim Indonesia, Tbk.

Betapa pentingnya arti inovasi bagi perusahaan berhasil ditunjukkan oleh Derek Williamson, Innovative Solution Director PT Holcim Indonesia, Tbk. Pasalnya, Derek meyakini bahwa inovasi berkelanjutan merupakan syarat utama bagi bisnis apapun untuk terus bertahan. Sebagai seorang Innovative Solution Director memang dituntut untuk terus melahirkan inovasi, hal inilah yang memacu Derek menciptakan SpeedCreteTM. SpeedCreteTM merupakan solusi beton berdaya cepat besutan Holcim Indonesia yang sukses membawa perusahaannya dipinang oleh Pemprov DKI Jakarta dalam sejumlah proyek perbaikan infrastruktur. Terobosan ini memang sangat cocok diterapkan di kawasan perkotaan guna menghindarkan kemacetan selama proses pengerjaan. Sebagai alumnus MM Executive in Strategic Management BINUS BUSINESS SCHOOL (BBS), Derek belajar banyak bagaimana mengelola organisasi lebih stratejik dan mengaplikasikan Design Thinking sampai menghasilkan banyak inovasi.

Sejak tahun 2010, BBS menerapkan kurikulum Design Thinking yang diadopsi dan dikembangkan dari Stanford University, Amerika Serikat. Konsep berpikir berbasis inovasi inilah yang dirasakan Derek memberikan manfaat besar baginya. “Design Thinking membawa saya, sebagai pemimpin, memahami cara kerja sesuatu melalui kisah-kisah sukses dari kehidupan nyata. Pembelajaran di BINUS BUSINESS SCHOOL melahirkan kredibilitas dan mendorong para pembelajar untuk menghadapi tantangannya masing-masing dengan lebih percaya diri dan dengannya menciptakan generasi inovator yang baru,” paparnya.

Tubagus Hanafi Soeriaatmadja - Program Director MM Executive in Strategic Management Binus Business School

Tubagus Hanafi Soeriaatmadja – Program Director MM Executive in Strategic Management Binus Business School

Sejalan dengan pernyataan Derek, Tubagus Hanafi Soeriaatmadja selaku Program Director MM Executive in Strategic Management BINUS BUSINESS SCHOOL menyatakan pentingnya melembagakan inovasi dalam perusahaan untuk membuahkan hasil yang berkelanjutan. Kultur perusahaan yang mendukung inovasi juga perlu ditumbuhkan, antara lain dengan manajemen yang selalu terbuka untuk menerima ide-ide baru dari karyawan, hingga kompensasi khusus bagi karyawan yang inovasinya terbukti mampu menjawab permasalahan.

Di sinilah proses pembelajaran bagi pelaku bisnis menjadi relevan. Design Thinking menggariskan langkah-langkah yang harus dilalui agar inovasi dapat menjadi pola pikir setiap individu, hingga akhirnya menular ke seluruh organisasi. “Design Thinking adalah sebuah metode pemecahan masalah, dengan menitikberatkan pada solusi yang harus inovatif. Terdiri dari enam langkah, yakni Emphatize, Defining Problem, Brainstorming, Voting, Prototype dan Storytelling,” jelas pria yang akrab disapa Hanafi ini.

Tantangan pertama adalah sulitnya menerapkan empati, karena dibutuhkan kemauan untuk terjun langsung ke lapangan dan mendefi nisikan permasalahannya dengan tepat. Kesulitan kedua biasanya di saat fase mengeluarkan ide. Kebanyakan orang terbatasi oleh “kotak” yang terbentuk dari nilai-nilai yang diyakininya, dan tidak tahu kapan perlunya mendobrak belenggu tersebut.

CEO-Speaks-on-Leadership-Binus-Business-School-583x400

Setelah sukses memilih ide untuk diteruskan menjadi prototipe, para inovator harus mampu mempresentasikan penemuannya dengan gaya bercerita yang mampu menggerakkan seluruh stakeholder untuk mendukungnya.

“Kurikulum ini terutama penting untuk S2, karena mereka sudah memiliki banyak referensi yang sangat menentukan dalam fase brainstorming. Selama perkuliahan, mahasiswa dituntut untuk terus terbiasa menggunakan pola pikir ini. Mereka diberi tantangan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bisnis maupun sosial, yang hasilnya kami teruskan ke stakeholder terkait,” jelas Hanafi.

Kerja sama tim, imbuhnya, juga menjadi syarat penting bagi keberhasilan proses Design Thinking. “The lone genius loses to the team. Oleh karenanya, seorang pemimpin harus mampu melibatkan timnya seawal mungkin di dalam proses ini. Dia harus mampu memfasilitasi dan membuat aturan main yang mampu mendorong ide-ide kreatif. BBS memiliki target untuk menciptakan pemimpin bisnis Indonesia masa depan yang dibekali dengan komponen inovasi agar menjadi mesin pertumbuhan bisnisnya,” pungkasnya.

Sumber: http://swa.co.id/business-update/binus/design-thinking-mencetak-pemimpin-penggerak-inovasi

#GreaterNusantara