Fellowship membawa Putri Cita berkontribusi untuk Indonesia

Salah satu alumni BINUS University jurusan Teknik Sipil yang bernama Putri Cita Mulyawati, mendapat Fellowship dari Pemerintah Indonesia dan UN Organizer untuk hadir di konferensi PBB (Germany dan USA). Bagi seorang Putri Cita Mulyawati, mendapatkan Fellowship ini merupakan sebuah kebahagiaan dan keberhasilan.

Singkat cerita, dulu, ia termasuk mahasiswa yang tidak punya banyak teman karena dinilai bodoh, atau lebih tepatnya lagi ia bisa dikatakan adalah seorang kupu-kupu (kuliah pulang), karena harus funding her study by herself. Putri Cita Mulyawati harus freelance jadi sales asuransi, part time menjadi tim Marketing BINUS, di placement service BINUS, RTTO dan part time di beberapa perusahaan multinasional lainnya selain BINUS. Apakah ia berasal dari keluarga yg tidak mampu? Sebenarnya biasa saja tapi karena ada satu dan lain hal yg akhirnya ia merasa tidak bisa bergantung ke orang lain selain dirinya sendiri. Dulu, karena ipknya dibawah rata-rata ia sering dijauhi teman, dibully, dan bahkan tidak ada yg mau 1 kelompok dengannya.

Tapi seorang Putri tidak peduli dengan semua itu, memang untuk berkuliah di teknik bukan passionnya, ia lebih menyukai dan bermimpi menjadi seorang diplomat. Dulu, ia memiliki hobi melakukan sebuah penelitian, yang akhirnya beberapa kali ia ikut serta di International Conference dan International Competition, dan tanpa banyak orang tahu termasuk teman-teman dan dosennya waktu itu. Dulu, karena ia suka melakukan penelitian literasi dan ekonomi, ia lebih suka duduk bersama dosen-dosen atau para prof lintas jurusan. Tahun 2017, ia mendapatkan penghargaan Honorable Mentions Asia International Youth di Kuala Lumpur, tahun 2018 ia mendapat Fellowship dari UN Organizer untuk datang dan diskusi di UNHQ di New York dengan partial Funding akomodasi dari pihak US dan juga Kemenpora RI.

Perjalanan yang luar biasa ini tentu tidak ada 1 orang di teknik sipil yg tahu, karena dulu ia dibully sehingga ia menutup akun media sosialnya dari teman-teman satu jurusannya untuk menghindari gosip dan issue yang tidak-tidak, pun dari dosen teknik sipil tidak ada yg tahu. Ia selalu memakai jatah absensinya untuk kompetisi internasional ini, saat itu yang mengetahui prestasinya justri Bapak Vice Rector Andreas Chang, Ibu Dr. Reina, dan Pak Robby. Akhirnya tahun 2018 ia mendapatkan Appreciation Award dari BINUS University sebagai salah satu dari 7 mahasiswa yang berhasil mengharumkan BINUS sampai di tingkat International. Dan 1 bulan sebelum wisuda, November 2019 ia mendapatkan penghargaan sebagai Best Initiative Delegate dalam Conference UNOOSA di Bonn, Germany.

Saat ini Putri Cita Mulyawati bekerja di salah satu Startup Perikanan di Jakarta, dan kerap kali bertemu menteri untuk beberapa project negara dan juga project kantornya sendiri. Ia selalu mengingat pesan Ibu Reina dan Pak Chang kala itu yang sering menjadi tempat mengadu sulitnya proses hidupnya, mereka bilang “kesusahan ini akan menjadi kekuatan cita nanti saat lulus dari BINUS, Cita akan menjadi orang yang berguna kelak”. Dan kemarin saat ia mendapatkan kesempatan bertemu dengan 5 Menteri untuk Project Kementerian Kelautan Perikanan, Pak Dekan Teknik (Bapak Bob) bilang “lupakan IPK, teruslah berkarya”. Putri Cita Mulyawati menitipkan pesan untuk adik-adik di BINUS, Jangan membatasi dirimu dengan keterbatasan, justru keterbatasan membuat masing-masing menjadi lebih terlihat hebat lagi ketika berhasil menggapai mimpi. mengupgrade diri untuk berdiplomasi, negosiasi, dan menyematkan Penghargaan International pada jejak prestasi diri.