Ajak anak anak peduli lingkungan melalui Video Edukasi Badak & Ikan

Sumber : Orami.co.id

Menjaga lingkungan merupakan tugas dan kewajiban dari setiap manusia. Hanya saja, tidak semua orang menyadari tanggung jawab tersebut. Alhasil, muncul berbagai jenis bencana yang merupakan imbas dari kerusakan alam. Perlu tindakan nyata dari setiap individu untuk mencegahnya. Dengan begitu, kerusakan yang terjadi tidak bertambah parah dan alam pun bisa memulihkan diri. 

Mahasiswa BINUS @Malang asal program studi Desain Interior, Luthfia Nurul gusar melihat fenomena ini. Oleh karena itu, bersama rekan Mahasiswa BINUS @Malang lain dari program studi yang sama,  Muhammad Alif C dan M. Gustafian D.S, Lutfia membuat video edukatif tentang pentingnya menjaga lingkungan dalam program “Cerita Untuk Si Kecil” Teach For Indonesia BINUS @Malang. 

Binusian : Luthfia Nurul, Muhammad Alif C dan M. Gustafian D.S

Dengan upaya ini, mereka berharap dapat berkontribusi memberikan wawasan tambahan pada anak-anak Indonesia agar mereka bisa menjaga kelestarian dan mencegah kerusakan alam di masa depan. 

  • Ajak Jaga Lingkungan Lewat Kisah Badak dan Ikan

Video edukatif kreasi remaja TFI dibuat dengan animasi yang lucu. Mereka menggunakan karakter hewan yang disukai oleh anak-anak, yaitu badak dan ikan. Ceritanya memang sederhana, tetapi dapat menarik anak untuk menonton dan mempelajari pesan moral di dalamnya. 

Cerita di dalam video diawali dengan keberadaan seekor anak badak yang berjalan sendirian di pinggir sungai. Hari itu suasananya sangat panas, dan badak kecil tersebut berinisiatif untuk mengambil minum dari air sungai. Namun, tidak disangka muncul seekor ikan yang memperingatkan kepada badak untuk tak minum air dari sungai tersebut. 

Ikan tersebut mengatakan kalau air yang ada di sungai tempatnya berenang tidak layak minum. Kemudian, dia meminta badak untuk melihat situasi sungai secara keseluruhan. Di situ, terlihat kalau sungai itu dalam kondisi yang sangat kotor. Banyak sampah yang memenuhi permukaan sungai. Bahkan, sampah-sampah tersebut sampai membuat ikan mengalami kesulitan berenang. 

Selanjutnya, ikan itu mengatakan kalau tumpukan sampah di sungai memang menjadi sumber kesedihan dalam hidupnya. Dia bercerita kalau dulunya, sungai ini bersih. Namun, situasinya berubah ketika muncul manusia yang membangun rumah dan tinggal di area sekitar sungai. Mereka membuang sampah sembarangan dan mengotori air sungai. 

Keberadaan sampah itu mengubah hidup ikan di dalam sungai. Dulu, ikan sangat senang bisa berenang bersama seluruh anggota keluarga berkeliling sungai. Namun, dia tak bisa lagi melakukannya. Sampah-sampah itu membuat keluarga ikan mati karena terjerat sampah. Ikan pun sedih dan menangis mengingat kejadian yang merenggut keluarganya tersebut. 

Mendengar kesedihan ikan, badak berinisiatif untuk menghiburnya. Dia mengatakan kalau dirinya akan menemani ikan kapan pun biar tidak kesepian. “Lalu, bagaimana dengan keluargamu,” kata ikan. Ternyata, nasib yang dialami badak tidak jauh berbeda dengan ikan. Dia hidup sebatang kara karena ulah manusia yang merusak lingkungan. 

Hutan yang dulu menjadi tempat tinggal bersama keluarga, kini sudah gundul. Manusia telah mengubahnya menjadi area permukiman. “Tak hanya itu, manusia jahat memburu anggota keluargaku,” ujar badak. 

Lalu, ikan mengajak badak pindah ke desa sebelah. Di situ, terdapat sungai yang airnya masih bersih dan layak minum. Tidak hanya itu, area di sekitar sungai tersebut juga masih asri. Badak pun senang dengan suasana di sana. Tidak hanya bisa memperoleh air minum, tetapi juga mendapatkan tempat tinggal hutan. 

Sebuah cerita sederhana yang dikemas menarik bisa menjadi sarana pembelajaran yang efektif dan mudah dicerna oleh-anak-anak. Inilah sejumput upaya yang dilakukan para volunteer Teach For Indonesia (TFI) BINUS @Malang dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga bermanfaat!

#BINUSGROUP

#FosteringandEmpowering

#EmpoweringSociety

#BuildingTheNation

#Menuju40TahunBinusBerkarya

#40thBINUS

#Lustrum8BINUS

#DiesNatalies40BINUS

#BINUS2020

#BINUS2035