Atasi Sampah Plastik, Komunitas Al-Fadilah Gunakan Alat Pirolisis Buatan Ibu Religiana Hendarti dan Bapak Tota Pirdo Kasih

Meta description: Sampah plastik mengancam kelestarian lingkungan; apakah alat pirolisis yang digunakan Komunitas Al-Fadilah dapat mengatasinya? Simak infonya berikut ini!

Sumber : Binus.ac.id

Tahun 2018 lalu, masyarakat Indonesia digemparkan oleh penemuan sampah plastik di dalam perut paus. Begitu pun pada tahun berikutnya, plastik kembali didapati mengendap di tubuh ikan.

Fenomena tersebut menjadi penanda, bahwa sampah plastik telah mencemari perairan di bumi. Jika dibiarkan, plastik bisa menyebabkan pendangkalan, menghambat penyerapan air, serta menurunkan kesuburan tanah.

Demi mencegah bahaya sampah plastik, Tim Faculty of Engineering BINUS UNIVERSITY menciptakan alat pirolisis. Kini, alat pirolisis sudah digunakan oleh beberapa komunitas, salah satunya Al-Fadilah.

Penggunaan Alat Pirolisis untuk Komunitas Al-Fadilah

Sumber : Binus.ac.id

Memasuki 40 tahun BINUS UNIVERSITY berkarya, semangat membina dan memberdayakan komunitas terus dipertahankan. Kampus ini berupaya meningkatkan kualitas hidup komunitas melalui program yang diselenggarakan oleh Community Development Academic (CDA).

Nah, pada pertengahan Desember 2020, Faculty of Engineering bekerja sama dengan CDA BINUS UNIVERSITY menyerahkan alat pirolisis kepada komunitas Al-Fadillah. Alat tersebut diberikan sebagai bentuk hibah bidang teknologi dalam rangka pengabdian masyarakat.

Dengan adanya alat pirolisis, komunitas Al-Fadillah diharapkan mampu mengelola sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomi.

Penyerahan alat tersebut melibatkan binusian, yakni Ibu Religiana Hendarti selaku Head of Internationalization and Partnership Program Faculty of Engineering dan Bapak Tota Pirdo Kasih sebagai Head of Professional Engineering Department.

Cara Kerja Alat Pirolisis

Alat pirolisis merupakan pengembangan final project mahasiswa untuk mata kuliah manufacturing processes. Mahasiswa tersebut dibimbing oleh Bapak Tota sehingga mampu menyempurnakan fungsi alat.

Alat pirolisis memiliki dua bagian yang disatukan oleh pipa di tengahnya. Salah satu bagian alat berupa tabung reaktor, yakni sebuah wadah berbahan besi. Wadah tersebut berbentuk kotak untuk menampung sampah plastik.

Setelah dipenuhi sampah plastik, wadah tersebut diposisikan di atas kompor. Letak kompor ada di ujung paling kanan alat pirolisis. Jika penempatannya sudah benar, pembakaran bisa dilakukan. Proses ini berlangsung sekitar empat jam.

Pada tahap berikutnya, hasil pembakaran berubah menjadi uap. Kemudian, uap ini masuk ke pipa pendingin untuk melewati proses kondensasi. Selanjutnya, uap berubah menjadi zat cair (menyublim).

Zat cair hasil penyubliman itulah yang bisa diubah menjadi bahan bakar minyak. Namun, zat cair harus melewati pemanasan untuk mendapatkan produk akhir. Bentuk produk akhir dari proses ini, antara lain bensin, solar, dan minyak tanah.

Untuk membedakan produk akhir, proses pemisahan dibagi menjadi tiga slot. Nantinya, hasil akhir dikeluarkan melalui keran. Jumlah keluaran tersebut tergantung banyaknya  sampah plastik dalam reaktor. Sebagai acuan, biasanya satu tabung reaktor yang terisi penuh bisa menghasilkan 0,8 liter BBM sintetis.

 

Penggunaan alat pirolisis untuk komunitas Al-Fadillah adalah aksi nyata pengurangan sampah plastik. Kamu ingin menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik seperti komunitas tersebut?

 

#BINUSGROUP

#FosteringandEmpowering

#EmpoweringSociety

#BuildingTheNation

#Menuju40TahunBinusBerkarya

#40thBINUS

#Lustrum8BINUS

#DiesNatalis40BINUS

#BINUS2020

#BINUS2035