Pelatihan Teknologi Pangan Bagi Para Budidaya Kakao dan Beras Analog oleh Fathyah Hanum Pamungkaningtyas, S.TP., MSc. dan Dr. Nur Fathonah Sadek, S.TP, M.Si.

Pelatihan Teknologi Pangan dibutuhkan dalam proses menciptakan produk makanan dan minuman yang lebih variatif serta bermanfaat bagi kesehatan.

Sumber : Binus.ac.id

Pada 9 Oktober 2020 lalu, dua dosen dari BINUS UNIVERSITY, yaitu Fathyah Hanum Pamungkaningtyas, S.T.P., MSc dan Dr. Nur Fathonah Sadek, S.TP, M.Si berkolaborasi sebagai narasumber dalam acara Pelatihan Teknologi Pangan yang diadakan secara online.

Fathyah Hanum Pamungkaningtyas, S.T.P., MSc mengusung tema “Bean to Bar – Teknologi Pengolahan Kakao”, sedangkan Dr. Nur Fathonah Sadek, S.TP, M.Si mengulas tentang “Beras Analog untuk Mencegah Penyakit Degeneratif – Peluang, Pengembangan, dan Tantangan”.

Teknologi Pengolahan Kakao

Sumber : Binus.ac.id

Fathyah Hanum Pamungkaningtyas, S.T.P., MSc memulai sesi pelatihan dengan memberi perkenalan terhadap tanaman kakao (Theobroma cacao). Hasil tanaman ini dapat diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman.

Namun, Fathyah mengatakan pengembangan kakao di Indonesia masih belum optimal. Ada sejumlah tantangan yang dihadapi, yaitu teknologi pascapanen yang belum memadai. Selain itu, 95% lahan kakao masih merupakan perkebunan rakyat.

Di sisi lain, budaya mengonsumsi cokelat di Indonesia sangat rendah dibandingkan negara-negara lain seperti Swiss, Jerman, Irlandia, dan Jepang. Hal ini juga disebabkan oleh mahalnya alat pengolahan cokelat.

Dalam sesi pelatihan, Fathyah juga menjelaskan cara pengolahan kakao sejak dipetik dari pohon hingga menjadi cokelat yang bisa dikonsumsi. Di pasar, hasil pengolahan tersebut bisa ditemukan dalam bentuk chocolate couverture dan chocolate compound.

Pengembangan Beras Analog

Sumber : Binus.ac.id

Pelatihan sesi kedua diisi oleh Dr. Nur Fathonah Sadek, S.TP, M.Si. Ia memulai sesi ini dengan mengangkat fakta mengenai penyakit degeneratif. Berdasarkan data WHO (2018), jumlah kematian akibat penyakit degeneratif cukup tinggi.

Penyakit yang termasuk dalam non-communicable disease (NCD) atau penyakit tidak menular antara lain penyakit kardiovaskuler, kanker, dan diabetes. Jumlah kematian akibat NCD diperkirakan mencapai 75% dari jumlah angka kematian di Indonesia.

Penyakit-penyakit ini dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat. Salah satu solusinya adalah memperbaiki pola makan, di antaranya dengan mengonsumsi beras analog. Beras analog adalah beras yang berasal dari bahan non-padi seperti singkong, jagung, sagu, dan umbi-umbian.

Beras ini dapat diolah menjadi seperti nasi pada umumnya. Kandungan karbohidrat di dalamnya pun hampir sama. Namun, beras analog memiliki indeks glikemik rendah sehingga cocok bagi penderita diabetes. Selain itu, kandungan dalam beras analog dapat ditambah sesuai bahan-bahan yang digunakan.

Karena manfaat yang besar tersebut, penelitian dan produksi beras analog masih terus dikembangkan. Para peneliti juga harus siap menghadapi sejumlah tantangan agar inovasi beras analog bisa diterima oleh masyarakat.

Dengan pelatihan teknologi pangan dari Food Technology BINUS UNIVERSITY bersama dengan Comdev ini, audiens diharapkan lebih mengenal produk-produk hasil pengolahan pangan.

 

#BINUSGROUP
#FosteringandEmpowering
#EmpoweringSociety
#BuildingTheNation
#Menuju40TahunBinusBerkarya
#40thBINUS
#Lustrum8BINUS
#DiesNatalis40BINUS
#BINUS2020
#BINUS2035