Menjaga Bumi agar Tetap Hijau, Louis Giovanni Marciano Ciptakan “Gio’s Living Pot”

Sumber : Youtube.com

Binusian : Louis Giovanni Marciano

Menduduki posisi sebagai negara penyokong sampah terbesar kedua dunia, masyarakat Indonesia sudah seharusnya mulai sadar akan bagaimana tata kelola sampah rumah tangga yang baik. Mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle) adalah rangkaian solusi utama buat menjaga kelestarian alam dari bahaya jutaan ton sampah.

Konsep inilah yang menjadi dasar proyek sains seorang siswa sekolah dasar BINUS bernama Louis Giovanni Marciano atau lebih akrab dipanggil Gio. Kegemarannya akan ilmu science dan juga keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan telah menggerakkan siswa Elementary 2 BINUS SCHOOL Bekasi ini untuk menciptakan sebuah inovasi bertajuk Gio’s Living Pot.

Sebuah Alat Penghasil Liquid Fertilizer dengan Konsep Genius—Capillary System

Sumber : Youtube.com

“Saya melihat banyak sampah berserakan di sekeliling tempat tinggal saya, seperti dedaunan, ampas kopi, kantong teh, kaleng, kulit pisang, botol plastik, dan lainnya. Lalu, saya mulai bertanya apa yang bisa saya lakukan sebagai bentuk tanggung jawab saya atas sampah yang sudah saya hasilkan,” ungkap Gio saat memaparkan alasan di balik pengerjaan inovasinya.

Dalam upaya menjawab pertanyaannya, Gio memutuskan untuk mengubah sampah yang ada menjadi alat penghasil cairan pupuk bagi tanaman. Ia memanfaatkan sisa makanan rumah tangga sebagai bahan baku pembuatan cairan pupuk dan limbah kaleng/kemasan biskuit/botol minum sebagai material pembuatan pot tanaman sekaligus tempat memproses produk kompos.

Tidak berhenti sampai di situ, BINUSIAN penyuka hewan ini juga mengaplikasikan sistem kapiler pada pot buatannya. Apa itu?

“Saya menghubungkan pot yang berisi tanaman dan tanah ke pot yang berisi cairan pupuk dengan seutas kain flanel. Nantinya, kain ini berfungsi sebagai penghantar nutrisi-nutrisi baik dari kompos ke tanah yang lalu akan diserap oleh tanaman,” jelas Gio. Jika dipahami lebih jauh, sistem ini bisa dikatakan meniru cara kerja pembuluh darah pada manusia.

Didampingi orang tuanya, Gio menggunakan alat-alat sederhana untuk menyelesaikan karyanya, antara lain kemasan biskuit plastik, botol air mineral, lem, gunting, selang kecil, dan kain. Selain itu, Gio juga selalu memisahkan sampah di rumahnya sesuai jenis, yaitu organic dan inorganic. Hal ini untuk memudahkannya memperoleh bahan baku produk kompos.

Hasilnya, cairan pupuk menjadikan tanaman di rumahnya tumbuh subur dan sehat. Bahkan, Gio masih bisa membagikan liquid fertilizer yang dibuatnya kepada para tetangga.

Kepedulian Berujung Penghargaan

Sumber : Youtube.com

Siapa sangka proyek yang dijalankan atas dasar kepedulian bisa mengantarkan Gio ke Medali Perunggu dalam ajang Kuark Science Olympic 2020?

Berkat bimbingan dari Ms. Yustina Dian, seorang MS/HS Head of Dept (Science) BINUS SCHOOL Bekasi, Gio berhasil unggul dari ribuan siswa berbagai level sekolah dalam kompetisi nasional tersebut.

Pada akhirnya, Gio berharap langkah kecil yang dilakukannya ini bisa menjadi inspirasi bagi pengembangan komunitas (Community Development) dalam menciptakan lingkungan hijau, sehat, nan asri.

#BINUSGROUP

#FosteringandEmpowering

#EmpoweringSociety

#BuildingTheNation

#Menuju40TahunBinusBerkarya

#40thBINUS

#Lustrum8BINUS

#DiesNatalis40BINUS

#BINUS2020

#BINUS2035