Bapak Bambang Krismono, Bangun Aplikasi Mobile untuk Bantu Tangani Penyakit Retinopati Secara Jarak Jauh

Sumber : Doctor of Computer Science BINUS UNIVERSITY(Youtube)

Binusian : Bambang Krismono Triwijoyo

Pemakaian teknologi secara tepat dapat memberi kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu pemanfaatan tersebut dapat dilihat dari pembangunan aplikasi mobile oleh BINUSIAN Bambang Krismono Triwijoyo dalam bidang medis. Bambang menciptakan sebuah aplikasi mobile yang dapat membantu para dokter dalam melakukan diagnosis terhadap penyakit retinopati.

Retinopati merupakan istilah yang merujuk pada adanya kelainan retina mata. Penyakit ini sering muncul pada pasien diabetes melitus yang berusia lebih dari 40 tahun. Pada awalnya, pasien retinopati memang tidak akan mengalami gejala apa pun. Namun, penyakit ini berisiko membuat pasien kehilangan kemampuan penglihatan kalau dibiarkan dalam jangka panjang.

Dalam proses diagnosis konvensional, dokter melakukan kontak secara langsung dengan pasien. Metode ini memang efektif, tetapi bakal sulit diterapkan pada era pandemi seperti sekarang. Di waktu yang sama, metode diagnosis retinopati konvensional bergantung pada kemampuan mata dokter serta pengalaman yang dimilikinya.

Diagnosis Retinopati Canggih dari Jarak Jauh

Sumber :  Doctor of Computer Science BINUS UNIVERSITY(Youtube)

Disertasi BINUSIAN Bambang Krismono untuk program S3 Doctor of Computer Science BINUS UNIVERSITY adalah solusi nyata untuk mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh para dokter mata dalam penanganan penyakit retinopati. Judul disertasi “Deep Learning Approach For Classification of Hypertension Retinopathy Using Convolutional Neural Network And Restricted Boltzmann Machines” yang telah diselesaikannya dapat membantu dokter untuk melakukan proses diagnosis retinopati secara canggih dari jarak jauh.

Bambang menggunakan teknologi pemodelan komputasi yang dirancang dalam bentuk aplikasi mobile sebagai upaya membantu proses klasifikasi penyakit retinopati hipertensi. Dalam proses pemakaiannya, dokter tidak perlu melakukan kontak secara langsung dengan pasien.

Sebagai gantinya, diagnosis cukup dilakukan dengan menggunakan gambar retina mata pasien. Dari situ, dokter dapat menentukan apakah retinopati pada pasien dalam kondisi stadium awal, menengah, atau akut.

Aplikasi mobile yang dibuat oleh Bambang mampu melakukan proses diagnosis dengan tingkat akurasi tinggi. Hal itu bisa dicapai berkat pemanfaatan teknologi deep learning untuk proses klasifikasi gambar di dalamnya.

Lebih lanjut, Bambang menggunakan teknologi pemodelan Convolutional Neural Network (CNN) dan Restricted Boltzmann Machine (RBM). Selain itu, dia juga memanfaatkan data set dari rumah sakit di Nusa Tenggara Barat untuk mendapatkan model optimum dari kedua teknologi tersebut.

Hasilnya sungguh menggembirakan. Penelitian yang masih dalam tahap alpha ini memiliki akurasi mencapai lebih dari 89%, baik untuk pendekatan dengan teknologi CNN dan RBM. Dengan hasil seperti itu, penelitian ini memiliki potensi besar kalau dikembangkan lebih lanjut.

Kehadiran aplikasi mobile yang membantu proses diagnosis retinopati secara jarak jauh sangat bermanfaat dalam penanganan pasien di daerah terpencil. Di waktu bersamaan, pemanfaatan teknologi ini juga sangat krusial di era pandemi. Pasien tetap bisa memperoleh penanganan secara akurat dengan tetap meminimalkan kontak fisik.

Nah, itulah salah satu penelitian keren dan aplikatif dari BINUSIAN. Penelitian ini hanya contoh kecil dari upaya nyata BINUS UNIVERSITY dalam membangun negeri. Lewat perayaan Dies Natalis ke 40 yang bertema “Empowering Society, Building The Nation”, BINUS berkomitmen untuk terus mengupayakan kontribusi nyata terhadap bangsa Indonesia.

#BINUSGROUP

#FosteringandEmpowering

#EmpoweringSociety

#BuildingTheNation

#40TahunBinusBerkarya

#40thBINUS

#Lustrum8BINUS

#DiesNatalis40BINUS

#BINUS2035