Bens Pardamean B.Sc., M.Sc, Ph.D., dan Tim Ciptakan Benih Unggul dengan Bantuan Perangkat Pengembangan Biomarker Padi

Benih padi unggul yang memiliki produktivitas tinggi dan tahan terhadap iklim tentu sangat dibutuhkan petani. Hal ini berdampak terhadap ketahanan pangan.

Sumber : Binus.ac.id

Binusian :  Bens Pardamean

Padi adalah tanaman pangan yang paling banyak diusahakan oleh petani di Indonesia. Beras yang berasal dari padi merupakan bahan makanan pokok dan sumber kalori utama penduduk lokal. Karena hal itu, kebutuhan akan ketersediaan beras sangat besar.

Akan tetapi, karena kenaikan suhu rata-rata global, siklus banjir dan musim kering yang ekstrem, hasil panen padi terkena dampak negatif. Ketahanan pangan terancam karena perubahan iklim. Jika tidak memiliki strategi yang tepat, kebutuhan beras akan tak bisa dipenuhi.

Strategi Pemuliaan Molekuler

Untuk menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mengembangkan varietas padi tangguh. Varietas ini lebih tahan terhadap kondisi iklim yang tidak ideal serta dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik.

Pengembangan varietas baru tersebut dilakukan dengan menggunakan seleksi dengan penanda (MAS). Ini adalah strategi pemuliaan molekuler yang menggunakan penanda DNA. Tujuannya untuk mengembangkan varietas yang diinginkan, misalnya memiliki ketahanan terhadap penyakit atau dapat memberikan hasil terbaik dalam kondisi apa pun.

Nah, untuk mengumpulkan data dengan jumlah yang banyak dan kompleks, diperlukan perangkat pemuliaan molekuler. Dengan perangkat ini, proses menghubungkan variasi genetik dengan sifat-sifat penting yang diinginkan bisa lebih cepat dan optimal.

Perangkat Pengembangan Biomarker Padi

Bersama dengan tim, Bens Pardamean B.Sc., M.Sc, Ph.D., dan tim menggunakan bioinformatika serta metodologi statistik paling mutakhir untuk merancang perangkat pengembangan biomarker padi.

Secara keseluruhan, proyek ini membangun perangkat pembiakan molekuler dengan tujuan melakukan identifikasi, validasi, dan memperbaharui biomarker sifat padi. Biomarker tersebut berpotensi untuk mengembangkan varietas padi yang lebih tangguh.

Dengan adanya program pemuliaan molekuler, kemungkinan gagal panen dapat dikurangi dan hasil panen meningkat. Dengan demikian, harga beras akan lebih terjangkau. Kondisi ini tentu berdampak positif terhadap masyarakat miskin.

Pemuliaan berdasarkan biomarker pun dapat meningkatkan ketersediaan benih padi yang unggul bagi petani. Secara umum, hal tersebut menjadi jaminan keamanan pasokan beras bagi masyarakat dalam jangka panjang.

Saat ini, sebagian petani menghabiskan waktu, uang, dan sumber daya untuk memelihara kultivar padi. Ini dilakukan karena benih padi yang sebelumnya disediakan pemerintah berkualitas buruk. Melalui program ini, hasil pembiakan padi bisa didistribusikan oleh lembaga pertanian pemerintah kepada petani.

Dengan dukungan subsidi pemerintah, kualitas benih padi yang baik, serta alokasi sumber daya yang efisien, biaya produksi beras dari petani akan lebih rendah. Pada akhirnya, ini berdampak pada harga beras yang juga lebih murah.

Dampak positif tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat secara luas. Itulah sebabnya, adanya perangkat biomarker padi yang dikembangkan dosen Magister Teknik Informatika BINUS UNIVERSITY adalah terobosan yang baik untuk masa depan.

#BINUSGROUP

#FosteringandEmpowering

#EmpoweringSociety

#BuildingTheNation

#40TahunBINUSBerkarya

#40thBINUS

#Lustrum8BINUS

#DiesNatalis40BINUS

#BINUS2020

#BINUS2035