Riset Proses Dinamis Manajemen Likuiditas Bank dari Dr. Moch. Doddy Ariefianto, S.E., M.S.E. dan Tim Dorong Pembuatan Kebijakan di Sektor Perbankan Indonesia

Riset proses dinamis manajemen likuiditas bank jadi landasan penting dalam pembuatan kebijakan perbankan oleh pemerintah di Indonesia.

Sumber : Thejakartapost.com

Binusian : Dr. Moch. Doddy Ariefianto, S.E., M.S.E.

Tahukah kamu bahwa manajemen likuiditas bank jadi salah satu isu penting yang disorot dunia?

Banyak bank mengalami krisis likuiditas akibat buruknya manajemen likuiditas yang dijalani. Setiap transaksi maupun layanan bank berdampak pada likuiditas bank tersebut, maka mengelola risiko likuiditas jelas harus diatur dengan saksama.

Problem tersebut kerap berawal dari kegagalan bank memperhatikan prinsip dasar manajemen risiko likuiditas, terutama saat likuiditas tengah melimpah. Belum lagi, tak sedikit bank yang tidak mempunyai kerangka kerja memadai guna memperhitungkan risiko likuiditas dari keberadaan produk dan lini bisnis mereka, serta berbagai isu lainnya.

Berangkat dari situasi demikian, Dr. Moch. Doddy Ariefianto, S.E., M.S.E. dan tim membuat sebuah penelitian untuk mengupas topik penting yang belum banyak dieksplorasi peneliti. Riset tentang proses dinamis manajemen likuiditas bank ini dilakukan terhadap bank-bank yang beroperasi di Indonesia.

Sumber : Binus.ac.id

Hipotesis yang Dipertimbangkan

Dalam riset tersebut, tim peneliti mengeksplorasi proses dinamis manajemen likuiditas bank dengan perumusan tiga hipotesis. Pertama, tim mengajukan hipotesis kumpulan dana. Kedua, tim memperhatikan hipotesis sinyal, diikuti oleh hipotesis manajemen risiko.

Metode Riset yang Digunakan

Mengusung dataset panel panjang dari 84 bank di Indonesia selama kurun waktu Januari 2003 sampai Agustus 2019, tim peneliti menggunakan format model koreksi kesalahan pada dataset tersebut. Format tersebut mendukung tim untuk mengaplikasikan model ekonometrika baru, yaitu Dynamic Common Correlation Effect (DCCE).

Bukti yang Diperoleh

Tim peneliti berhasil mendapatkan bukti meyakinkan terkait proses dinamis manajemen likuiditas bank berdasarkan mekanisme koreksi kesalahan tersebut. Bank ternyata membutuhkan waktu 2,5 hingga 3,5 bulan untuk melalui masa adaptasi dengan guncangan likuiditas yang dialami. Temuan empiris studi memperkuat hipotesis sinyal dan kumpulan dana, sedangkan motif manajemen risiko berperan sebagai kepentingan sekunder.

Implikasi terhadap Regulator

Menindaklanjuti hasil penelitian tersebut, tim mendorong regulator (pihak berwenang) mendorong bank untuk mau mendiversifikasi manajemen likuiditas dengan cara memasukkan instrumen pasar uang antarbank dan off-balance-sheet. Situasi terkini menggambarkan bagaimana manajemen likuiditas perbankan berkorelasi dengan dinamika intermediasi yang bersifat kontrasiklus.

Jika bank tidak segera mengantisipasi situasi itu, posisi keuangan mereka tengah berisiko tinggi. Bahkan, bank bisa berakhir dengan likuiditas ketat saat ekonomi tengah booming.

Sepengetahuan tim peneliti, inilah riset pertama yang membahas analisis perilaku manajemen likuiditas bank yang secara empiris memakai mekanisme koreksi kesalahan. Sekali lagi, penelitian itu menunjukkan bagaimana BINUSIAN mengawinkan perspektif ilmuwan dan praktisi sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi regulator untuk merumuskan kebijakan perbankan secara spesifik.

Komitmen BINUS UNIVERSITY terus menguat untuk memulai perubahan di berbagai sektor kehidupan, termasuk perbankan. Satu langkah kecil jadi penyemangat 40 Tahun BINUS Berkarya untuk Indonesia.

#BINUSGROUP

#FosteringandEmpowering

#EmpoweringSociety

#BuildingTheNation

#40TahunBINUSBerkarya

#40thBINUS

#Lustrum8BINUS

#DiesNatalis40BINUS

#BINUS2020

#BINUS2035