Semangat Tinggi Fietje Dadoali dalam Mendorong Kebaikan dan Membangkitkan Energi Positif pada Anak Indonesia

Meta deskripsi: Menjadi guru tidak sekadar mendorong anak memperoleh nilai bagus. Ibu Fietje Dadoali juga menganggap kalau mengajak anak berbuat baik, adalah tindakan yang tak kalah pentingnya.

Sumber : doc Binus

Binusian : Fietje Dadoali

Sekolah tidak hanya tempat bagi anak-anak untuk belajar tentang pelajaran akademik. Namun, mereka juga memerlukan model pembelajaran tentang nilai-nilai kehidupan selama di sekolah. Inilah prinsip pendidikan afektif yang kerap diperlihatkan oleh Ibu Fietje Dadoali selama 14 tahun mengajar di BINUS SCHOOL Serpong.

Ibu Fietje merupakan salah satu tenaga pengajar berkualitas dan menjadi legenda di BINUS SCHOOL Serpong. Beliau memiliki gelar Master in Educational Technology. Selama di BINUS, Ibu Fietje tak hanya mengajar tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, beliau kerap menyelipkan tentang pentingnya berbuat kebaikan dan hal-hal positif dalam keseharian.

Upaya Mengajarkan Kebaikan Sebagai Bagian dari Pendidikan Afektif

Sumber : Binus.ac.id

Aspek kognitif memang menjadi perhatian penting dalam pendidikan anak di sekolah. Meski begitu, prinsip pendidikan afektif juga tidak boleh dilewatkan. Pendidikan afektif memiliki kaitan erat dengan rasa percaya, emosi, serta perilaku dari para siswa. Lewat pendidikan afektif, Ibu Fietje percaya para siswa bisa memiliki pondasi yang mampu menunjang pendidikan akademik.

Ada banyak upaya yang dilakukan oleh Ibu Fietje dalam menerapkan pendidikan afektif untuk anak di BINUS SCHOOL Serpong. Beberapa di antaranya adalah:

  • Program bertema “Caught Doing Good“. Program ini merupakan bagian dari kegiatan bulanan Character Education (CARE) yang dilaksanakan saat Ibu Fietje menjabat sebagai Koordinator Pendidikan Afektif. Kegiatan ini bertujuan membangun nilai kebaik hatian (kindness) melalui tindakan-tindakan sederhana.

Anak-anak didorong untuk melakukan setidaknya satu kebaikan setiap hari. Mereka diajak untuk dengan sengaja mencari perbuatan baik sederhana yang dapat mereka lakukan sehari-hari. Selain itu, mereka juga diajak belajar mengenali dan menghargai perbuatan baik dari teman-temannya.

  • Program amal bertajuk Outreach. Program ini dapat dikatakan sebagai pengembangan dari program sebelumnya, yaitu “Caught Doing Good”. Setelah belajar melakukan kebaikan terhadap orang-orang yang ditemui sehari-hari dalam program “Caught Doing Good”, maka selanjutnya anak-anak belajar memberi perhatian dan peduli kepada masyarakat sekitarnya.

Melalui program “Outreach” ini, anak-anak belajar menemukan cara-cara sederhana untuk membantu masyarakat di sekitar mereka, mulai dari usaha penggalangan dana hingga penyaluran dana tersebut kepada kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan.

Selama berlangsungnya program amal ini, anak-anak telah berhasil menjangkau masyarakat di sekitar kampus. Anak-anak aktif terlibat dalam kegiatan bagi-bagi bantuan sembako dan alat sekolah. Selain itu, ada pula pemberian kebutuhan sehari-hari untuk kelompok lansia dan anak panti asuhan.

Lebih lanjut, Program Outreach juga mendorong anak-anak untuk lebih cinta terhadap lingkungan. Contoh kegiatan yang berkaitan dengan upaya pelestarian alam di antaranya adalah, penanaman pohon untuk pelestarian hutan kota, penanaman bakau untuk melestarikan pantai, daur ulang sampah untuk melestarikan lingkungan, dan lain-lain.  Melalui program ini, anak-anak berhasil menggalang dan menyalurkan dana bernilai ratusan juta rupiah.

  • Mendorong keberagaman. Upaya ini dilakukannya dengan cara membangun persahabatan antara siswa dengan berbagai latar belakang agama. Program ini pun menjadi salah satu kegiatan yang masih dipertahankan di BINUS SCHOOL Serpong, khususnya untuk pendidikan ECY-EL.
  • Mengaplikasikan ilmu pengetahuan. Ibu Fietje mengajak para siswa tidak hanya belajar tentang ilmu pengetahuan. Namun, beliau mengajarkan kepada mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya mengajak para siswa mengaplikasikan pengetahuan ini beliau terapkan saat menjabat sebagai Science Subject Head. Di situ, beliau menerapkan metode pembelajaran 5E (engagement, exploration, explanation, elaboration, and evaluation).

Semangat untuk terus berbagi dan berbuat kebaikan dari seorang Ibu Fietje memang sangat tinggi. Bahkan, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia tidak menghentikan beliau untuk terus berbuat baik.

Beragam upaya tersebut hanya sebagian kecil tindakan positif yang pernah dilakukan oleh Ibu Fietje. Meski usianya terus bertambah, tetapi beliau masih terus bersemangat untuk melakukannya. Harapannya, semangat itu bisa diteruskan oleh para generasi muda yang punya tenaga lebih kuat.

#BINUSGROUP

#FosteringandEmpowering

#EmpoweringSociety

#BuildingTheNation

#40TahunBINUSBerkarya

#40thBINUS

#Lustrum8BINUS

#DiesNatalis40BINUS

#BINUS2020

#BINUS2035