BINA NUSANTARA TERAPKAN HUMAN CAPITAL BUKAN BIRO KEPEGAWAIAN

BINA NUSANTARA kini merupakan salah satu Lembaga pengelola Pendidikan terkemuka di Indonesia. Bermula dari sebuah kursus computer dengan belasan siswa. Kini BINA NUSANTARA sudah memiliki BINUS School (dari tingkat pra-TK) dan BINUS University yang menyediakan layanan Pendidikan bagi puluhan ribu siswa/mahasiswa. Selain, berupaya menjadi tempat terbaik, BINA NUSANTARA juga tampaknya juga berusaha menjadi tempat bekerja terbaik bagi karyawan. “sudah merupakan nature organisasi BINUS, bahwa people merupakan aspek yang sangat penting dan utama” ujar Stephen W. Santoso, COO BINA NUSANTARA.

Total karyawan BINUS University saat ini sekitar 2.900 orang, termasuk sekitar 1.300 dosen tetap. Dari total karyawan tersebut, sekitar 55% merupakan generasi milenial. Sementara itu, jumlah karyawan di BINUS School 600-700 orang. Prinsip penting yang dipegang BINA NUSANTARA dalam mengelola SDM (People) adalah membangun manajemen SDM yang berbeda dengan kebanyakan institusi Pendidikan lain yang umumnya masih berupa biro kepegawaian.

Menurut George Wijaya, Direktur Pengelola BINA NUSANTARA, ada perbedaan besar antara pola biro kepegawaian dan system Human Capital yang diterapkan lembaganya. Pada pola biro kepegawaian, yang dikelola hanya hal-hal yang bersifat administrative dan repetitive dari urusan karyawan. Adapun system Human Capital yang diterapkan BINA NUSANTARA. Menurut George, lebih dari aktivitas administratif karena memikirkan juga aspek people development. Dalam upaya menjadi tempat kerja terbaik, dikatakan Harry Surya Adam, Direktur Human Capital dan legal BINA NUSANTARA, pihaknya berupaya meningkatkan engagement karyawan. Ia mencontohkan, dalam hal memberikan clear & promising direction, manajemen menggelar town hall meeting untuk membahas banyak hal, termasuk agenda kedepan. Pertemuan yang digelar dua kali setahun ini dihadiri semua karyawan, jajaran management, dan pengurus Yayasan.  Dari sisi pay and benefit, BINA NUSANTARA tak mau kalah dengan perusahaan perusahaan terkemuka, yakni menawarkan flexible benefit kepada karyawan. Dengan skema ini, karyawan BINA NUSANTARA termasuk dosen, dapat memperoleh tambahan benefit yang dapat digunakan sesuai dengan keperluan, misalnya membeli gawai, berlangganan layanan hiburan, dan melakukan hiburan dan melakukan traveling. “program ini untuk meningkatkan engagement karyawan, khususnya karyawan milenial yang menyukai fleksibilitas agar benefitnya bisa digunakan untuk hal-hal yang mereka sukai” kata Harry.

BINA NUSANTARA juga menerapkan sistem pengembangan karier karyawan. Dari kalangan faculty member di BINUS University. Ada yang duduk jajaran manajerial, tetapi ada juga yang berperan di bidang non manajerial dengan tugas mengajar, riset, dan pelatihan. Untuk dosen manajerial ni, dikembangkan system karier yang disetarakan dengan jajaran manajerial, dengan capaian jenjang tertinggi sebagai guru besar. Hal yang hampir serupa diterapkan untuk para guru di lingkungan  BINUS School. BINA NUSANTARA juga menerapkan pola personal job grade. Dalam hal ini, setiap karyawan dalam setahun bisa merasakan career progression dalam 2-3 tahun kemungkinan mendapatkan career promotion. Selain langkah langkah untuk meningkatkan engagement karyawan, BINA NUSANTARA juga menjalankan langkan pemberdayaan (Enablement) karyawan. “Kami membuka kesempatan yang luas bagi karyawan. Termasuk dosen, untuk berkembang dengan system kami jalankan.”Ujar George.

Mengikuti perusahan yang maju dalam pengembangan SDM, BINA NUSANTARA mengadopsi system corporate University, bukan sekedar training department. Menurut Stephen, system ini diterapkan agar pengembangan SDM lebih terstruktur, baik dari segi kurikulum, metodologi, maupun fasilitas pendukung seperti learning management sistemnya. Untuk faculty member (dosen) ada kurikulum tersendiri dengan focus pada peran yang diperlukan. Sebagai contoh, bagaimana sang dosen bisa mengelola model flipped classroom, dimana mahasiswanya belajar mandiri, sehingga kelas digunakan sebagai rung diskusi dan mengerjakan tugas Bersama. Selain itu, dosen juga diberi insentif agar dapat menyelesaikan program Pendidikan S2 dan S3 tepat waktu. Dalam kolaborasi dengan dunia industry, yang dilibatkan bukan hanya mahasiswa (dengan program unggulan 3+1). Tetapi juga dosen dalam hal ini, dosen juga bisa mengikuti program magang diberbagai perusahaan, atau mengikuti kegiatan operasional services berupa proyek riset, konsultasi, dan pelatihan. “program ini di fasilitasi dan didukung oleh kampus. Kata Stephen.

Untuk melengkapinya, BINA NUSANTARA, menerapkan system manajemen kinerja (Performance Management System), dengan menggunakan Key performance Indicators (KPI) dari berbagai aspek. Menurut Harry, system manajemen kinerja ini terhubung dengan program pengembangan, career progression & promotion, serta pay and benefit. Hasil dari berbagai langkah tersebut berimbas kepada kinerja BINA NUSANTRA. BINUS University dan BINUS School mengalami pertumbuhan yang bagus, baik dari segi jumlah siswa/mahasiswa maupun kualitas lulusannya. Karyawan pun merasakan kepuasan bekerja di BINA NUSANTARA antara lain berkat adanya system pengembangan kapbilitas dan karir. Sebagai contoh, dari hasil pengembangan SDM ini, untuk level supervisor ke atas, 85% pemimpin Bisnis adalah kader yang dikembangkan dari dalam. Bahkan BINUS University, saat ini sudah punya dua dekan yang berusia dibawah 35 tahun.

Menurut Stephen, hasilnya juga terlihat pada keberhasilan lulusan Lembaga pendidikannnya. Bukan hanya dari segi waktu kelulusan mahasiswanya, tetapi juga tingkat employability dan kemampuan entrepeneurship-nya. Stephen menyebut, tingkat employability bukan hanya dilihat dari kemampuan lulusan mendapatkan pekerjaan, tetapi jugas ada komitmen bagaimana dua dari tiga lulusan BINUS bisa bekerja di perusahaan Global atau menjadi Entrepeneur. “Dari komitmen tersebut, sudah tercapai 60-70%.”Ujarnya.

Langkah BINA NUSANTARA membangun engagement dan memberdayakan karyawan:

  • Menyelenggarakan town hall meeting dua kali dalam setahun yang dihadiri semua unsur perusahaan dan pengurus Yayasan.
  • Menawarkan flexible benefit.
  • Menerapkan sistem career progression dan career promotion.
  • Menyediakan program pengembangan, kolaborasi dengan mitra perusahaan dan aktivitas professional services yang difasilitasi kampus.
  • Mengadopsi system corporate university, bukan training department biasa.
  • Memberikan insentif buat dosen agar menyelesaikan Pendidikan S2 dan S3 nya tepat waktu.
  • Menerapkan performance management system yang terhubung dengan program pengembangan SDM, sistem karier dan system pay and benefit.

Source: Majalah SWA