Palyja dan Aetra Belum Mampu

JAKARTA (Pos Kota) – Meski air menjadi kebutuhan dasar, namun kenyataannya dua operator air bersih yaitu PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Air Aetra Jakarta (Aetra) belum mampu memenuhinya secara maksimal. Dari total kebutuhan 31 meter kubik/detik, dua perusahaan swasta tersebut baru mampu memenuhi kebutuhan warga akan air sebesar 18 meter kubik/detik.

Artinya, kedua operator tersebut baru mampu memenuhi setengah kebutuhan warga ibukota yang berjumlah 10,8 juta jiwa. Padahal dengan adanya 13 sungai besar dan 70 sungai kecil yang ada di ibukota, menurut Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya, Sri Kaderi Widjajanto, paling tidak potensi air baku di Jakarta bisa mencapai 15 ribu kubik/kapita/tahun

“Tetapi kenyataannya sangat sulit untuk mengolah potensi air baku tersebut. Di Jakarta saja, kita masih sangat sulit mendapatkan air baku untuk air minum,” kata Sri dalam acara Hari Air Dunia 2014 di Universitas Binus, Rawa Belong, Jakarta, Kamis (24/4).

BANGUN INSTALASI
Menutupi kekurangan air baku sebanyak 13 meter kubik/detik, PDAM Jaya telah melakukan beberapa langkah. Diantaranya membangun instalansi pengolahan air di Bekasi. Lalu bersama dua BUMD dan BUMN membangun instalansi untuk mengolah air Ciliwung menjadi air bersih.

Langkah selanjutnya, membangun instalansi pengolahan air di Pejaten dan Pesanggarahan bersama Palyja. Juga adanya instalansi pengolahan air mobile yang mengolah air dari Waduk Pluit untuk didistribusikan ke Rusun Pluit.

Dia menjelaskan, bila dalam target Millennium Development Goals (MDGs) sebanyak 68,9 persen warga Indonesia harus mendapatkan akses layanan air bersih perpipaan. Hingga tahun 2014, warga Jakarta yang mendapatkan akses air bersih perpipaan baru 60 persen.

Selebihnya, warga Jakarta yang mendapatkan akses air bersih non perpipaan seperti stasiun air atau kios air, hidran air sekitar 16 persen. Sedangkan sisanya, sebanyak 24 persen warga Jakarta masih memanfaatkan air dalam tanah. (guruh/st)

Download :Palyja dan Aetra Belum Mampu

Sumber : http://poskotanews.com/2014/04/25/hl-dua-operator-belum-mampu/