Congratulations Evan Santoso! The 10 Global Winners for The Microsoft Imagine Cup Junior 2022 Competition.

” Sea Waste Scavengers is our teams’s idea for Microsoft’s Imagine Cup Junior competition, it os based on the Mayflower Autonomous Ship 400. The idea is mainly a ship powered with renewable energy and operated by an AI system. It can locate, excavate, and transport marine pollution back to its special harbor, where the waste will be taken to recycling plants nearby. The experience was interesting and we had a lot of fun completing our project. Mr. Nikhil was the one who suggested this competition to me, after a little time to think and some encouragement, I chose to join the ICJ, from then on, he led the training for the ICJ and taught us about the rules, mechanics, and how to create effective presentations and creative solutions. If it wasn’t from our teacher, teammate’s cooperation, communication, and support, we would not be able to be one of the 10 winners of this year’s ICJAs as well as we are proud to be the only winner from Indonesia. Therefore, we have a lot of people to thank for their hard work and support in the making of this concept. We hope that we will have another opportunity to rejoin this competition again.” Evan explained.

Evan’s Presentation during ICJ’s Competition:

 

Microsoft Press Release

Bangun Konsep Pemanfaatan AI untuk Tangani Sampah Plastik di Laut, Siswa Asal Indonesia Jadi Salah Satu Pemenang Kompetisi Global Microsoft Imagine Cup Junior 2022.

 

Jakarta, 23 Agustus 2022 – Siswa Indonesia kelas 8 asal BINUS SCHOOL Simprug, Evan Felix Santoso, berhasil mengharumkan nama bangsa dengan memenangkan kompetisi global Imagine Cup Junior AI for Good Challenge 2022 yang diselenggarakan Microsoft. Di perhelatan ketiga ini, Imagine Cup Junior 2022 diikuti oleh ribuan remaja berusia 13 – 18 tahun dari berbagai belahan dunia yang menyuguhkan gagasan baru untuk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam menjawab tantangan lingkungan dan sosial yang dihadapi dunia saat ini. Kemenangan Evan pun menjadikannya satu-satunya wakil Indonesia di antara 10 pemenang kompetisi tersebut.

Untuk menjawab tantangan dari Microsoft, Evan menyuguhkan gagasan bertajuk Sea Waste Scavengers yang mengusulkan pemanfaatan teknologi AI untuk mengoperasikan kapal listrik bertenaga air dan surya yang dapat melacak, menemukan, dan mengambil sampah plastik di laut sebelum kemudian mengirimkannya ke fasilitas daur ulang. Ide ini ditawarkan untuk menjawab permasalahan pencemaran sampah plastik di perairan Indonesia dan global yang terus mengancam keberlangsungan hidup biota laut.

“Inspirasi Sea Waste Scavengers datang dari MAS400 atau Mayflower Autonomous Ship 400, kapal bertenaga energi terbarukan yang sepenuhnya otomatis yang dibuat untuk merayakan ulang tahun ke 400 Mayflower asli yang membawa peziarah pertama ke Amerika. Dengan demikian kapal tersebut dirancang untuk berlayar dari Inggris ke Amerika, sambil mempelajari kehidupan laut dalam perjalanan. Tentunya ini jadi pengalaman baru untuk saya yang baru belajar tentang teknologi AI dan saya sangat senang karena bisa menang. Di masa depan, saya harap  dengan membersihkan pencemaran laut, kita juga dapat menyelamatkan kehidupan tumbuhan dan hewan laut, sehingga lautan kita tidak hanya menjadi lebih bersih, tetapi juga penuh kehidupan dan lebih indah”ujar Evan Felix Santoso.

Solusi yang ditawarkan lewat konsep Sea Waste Scavengers menjadi semakin relevan di tengah polusi plastik di perairan Indonesia. Menengok data Bank Dunia, sekitar 365,5 kton sampah plastik dari darat berakhir di laut Indonesia, di mana dua pertiganya berasal dari daratan Jawa dan Sumatra[1]. Alhasil, Indonesia menjadi salah satu kontributor sampah plastik di laut terbesar di dunia. Untuk menangani hal tersebut, Pemerintah Indonesia telah menargetkan peningkatan pengelolaan sampah laut hingga 70% pada tahun 2025[2].

“Sebagai guru yang mendampingi dibuatnya gagasan Sea Waste Scavengers yang Evan kembangkan, saya percaya bahwa ia telah mencurahkan hati dan pikiran ke dalam proyek ini. Mengembangkan konsep yang tidak hanya memecahkan tantangan di abad ke-21, tetapi juga dapat diterapkan di banyak negara di seluruh dunia. Saya mengucapkan terima kasih kepada banyak mentor yang juga membantu selama ini, apalagi mengingat ini kali pertama BINUS SCHOOL Simprug mengikuti kompetisi Imagine Cup Junior. Saya berharap lebih banyak ide akan dikembangkan oleh para pemikir abad ke-21 untuk dunia yang lebih baik,” tutur Guru Science BINUS SCHOOL Simprug Nikhil Loyola Dsouza.

“Sea Waste Scavengers, gagasan yang dibuat siswa kami dari BINUS SCHOOL Simprug, telah mewujudkan semangatnya untuk berkontribusi pada dunia di sekitar dan, pada saat yang sama, terus membangun serta berbakti bagi bangsa Indonesia. Kami mengucapkan selamat kepada siswa kami Evan Felix Santoso serta Bapak Nikhil Dsouza, yang telah membina dan memberdayakan generasi penerus pembuat perubahan yang berdampak untuk mewujudkan aspirasi mulia generasi masa depan kita. Sejalan dengan misi & visi BINUS SCHOOL yaitu Fostering & Empowering, pencapaian ini juga merupakan salah satu contoh implementasi dari fokus sekolah kami yaitu “shared values dan personalized excellence” ujar Kepala Sekolah BINUS SCHOOL Simprug, Isaac Koh.

Kompetisi Imagine Cup Junior ini merupakan bagian dari komitmen Microsoft dalam mengembangkan teknologi AI yang memberdayakan setiap organisasi di seluruh dunia untuk memecahkan tantangan global terkait lingkungan, humanitarian, aksesibilitas, kesehatan, serta warisan budaya. Komitmen ini dirangkum dalam inisiatif Microsoft AI for Good yang memungkinkan setiap pegiat AI untuk mengakselerasi ide brilian menjadi upaya nyata yang berdampak dan scalable. Beberapa proyek dari inisiatif ini termasuk pencegahan kepunahan spesies lewat AI for Earth, peningkatan aksesibilitas bagi kaum disabilitas melalui AI for Accessibility, serta peningkatan kapabilitas tim penyelamat di wilayah bencana dengan AI for Humanitarian Action.

Selain Sea Waste Scavengers, terdapat sembilan gagasan lain dari berbagai negara yang turut memenangkan kompetisi, seperti inovasi HACKRR dari Filipina yang membuat ekstensi browser untuk memerangi hoax dan berita bohong, serta ide berjudul Earthatarian dari Inggris yang membantu mengurangi sampah makanan melalui prediksi tanggal kadaluwarsa makanan sebenarnya sekaligus memonitor konsumsi makanan.

“Sudah menjadi komitmen kami di Microsoft untuk memberdayakan setiap orang dan setiap organisasi untuk berkontribusi baik bagi bumi. Termasuk di antaranya dengan memberdayakan pelajar, terlepas dari usia dan pendidikannya, untuk melakukan hal yang sama. Dengan pesatnya perkembangan talenta digital dan industri teknologi tanah air, kemenangan Evan dari BINUS SCHOOL Simprug ini semakin membuktikan bagaimana anak Indonesia kaya akan ide segar yang dapat membantu kita memanfaatkan teknologi untuk hidup yang lebih baik. Semoga ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk bersama kita berdayakan Indonesia,” kata Obert Hoseanto, Education Programs & Skills Lead, Microsoft Indonesia.

[1] Bank Dunia, 2021. Plastic Waste Discharges from Rivers and Coastlines in Indonesia.

[2] Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, 2022. Indonesia Targetkan Kurangi Sampah Plastik Hingga 70 Persen pada 2025.