Dewan Guru Besar BINUS UNIVERSITY Dorong Revolusi Pendidikan 2045, AI dan Pendidik Bersatu Mendesain Masa Depan

Jakarta, 1 Juli 2025 – Dalam rangka Dies Natalis ke-44, Dewan Guru Besar Universitas Bina Nusantara (DGB BINUS) menyoroti pentingnya revolusi pendidikan Indonesia menuju tahun 2045. Visi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi keempat dunia pada 2045, 100 tahun kemerdekaan, membutuhkan sistem pendidikan yang berani dan visioner, bukan sekadar mencetak lulusan.

Saat ini ketimpangan mutu pendidikan antarwilayah masih nyata, beban administratif guru belum berkurang, dan kurikulum sering tertinggal dari perubahan zaman. Kecerdasan buatan (AI), yang telah mengubah wajah industri global, belum terintegrasi secara bermakna dalam ruang kelas kita. Padahal, ini adalah momentum emas untuk lompatan sejarah, bukan sekadar perbaikan, melainkan revolusi pendidikan berbasis AI.

Peran AI di sekolah masa depan adalah sebagai asisten cerdas yang membuat guru lebih manusiawi, mampu menyesuaikan materi dengan gaya belajar siswa, menganalisis progres belajar, dan memberikan umpan balik personal. Namun, nilai, empati, dan imajinasi tetap hanya mampu ditumbuhkan oleh guru. Di era AI, guru bukan lagi sekadar penyampai pengetahuan, melainkan arsitek dalam mewujudkan pengalaman belajar. Model pendidikan masa depan bukan manusia versus mesin, tetapi manusia bersama mesin.

Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, DGB BINUS merekomendasikan lima pilar strategis yang harus dimulai hari ini:

1. Kurikulum Visioner, artinya literasi AI, etika digital, dan keterampilan abad ke-21 harus menjadi budaya belajar sejak dini;
2. Guru sebagai Arsitek Pembelajaran AI, artinya mindset baru harus dibentuk dengan adanya pelatihan baru sehingga keahlian yang dimiliki tak hanya teknis;
3. Infrastruktur Cerdas dan Merata, artinya mewujudkan konektivitas dan cloud learning sebagai hak dasar seluruh siswa Indonesia;
4. Pembelajaran Ko-Kreatif Manusia-AI, menekankan pada model integrated learning yang memadukan kecerdasan manusia dan mesin sebagai fondasi utama;
5. Kebijakan Etis dan Adaptif, yakni ketika regulasi pendidikan harus fleksibel, etis, dan berpihak pada perlindungan data serta nilai kemanusiaan.

Sekolah bukan hanya bertujuan untuk mencetak siswa yang patuh pada sistem, tetapi manusia yang bisa menciptakan sistem baru. Dengan kata lain, sekolah harus menjadi tempat tumbuhnya keberanian dan empati, bukan hanya kepatuhan atau sekadar mengejar angka. Indonesia tidak akan kalah oleh AI, tetapi bisa tertinggal jika tidak siap hidup dan bekerja berdampingan dengannya.

BINUS University percaya bahwa pendidikan Indonesia adalah medan utama membentuk generasi yang tidak hanya menguasai teknologi, tetapi mampu memanusiakannya. Inilah jalan menuju Indonesia Emas 2045. Sebab, pendidikan
Indonesia Emas terwujud ketika pendidikan Indonesia tidak sekadar mengejar kemajuan zaman, tetapi berani mendesain masa depan.