Guru Besar BINUS UNIVERSITY Tekankan Etika Digital dalam Transformasi UMKM Menuju Indonesia Emas 2045

Jakarta, 1 Juli 2025 – Dalam momentum peringatan Dies Natalis ke-44 Tahun BINUS University, BINUS menyoroti pentingnya digitalisasi yang tidak hanya mengedepankan inovasi, tetapi juga menjunjung tinggi etika dan integritas.

Sebagai pelopor pendidikan berbasis teknologi dan kewirausahaan, BINUS melihat UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional yang harus didampingi dengan pendekatan kolaboratif dan bertanggung jawab. Transformasi digital tidak cukup hanya soal adopsi teknologi, tetapi juga perlu ditopang oleh nilai, transparansi, dan keberpihakan pada keberlanjutan. Visi BINUS 2035 pun sejalan dengan semangat ini, mewujudkan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui sinergi antara akademisi, pelaku industri, dan komunitas.

Dalam menghadapi era ekonomi digital, UMKM berperan sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia. Namun di tengah cepatnya arus teknologi, banyak pelaku usaha masih menghadapi tantangan seperti literasi digital yang rendah, kesenjangan akses, serta risiko penyalahgunaan data dan informasi. BINUS menilai, pendekatan digital yang etis akan menjadi pondasi penting dalam membangun UMKM yang tangguh, berdaya saing global, dan selaras dengan semangat pembangunan berkelanjutan.Dewan Guru Besar BINUS University menyoroti urgensi penguatan etika, tata
kelola, dan kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi pertumbuhan ekosistem digital Indonesia, khususnya di sektor usaha kecil menengah (UMKM) dan perusahaan startup.

Dalam forum strategis yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-44 BINUS, Prof. Dr. Gatot Soepriyanto, S.E., Ak., M.Buss (Acc), Ph.D., CA, CFE, menekankan bahwa pertumbuhan cepat sektor startup digital di Indonesia tidak selalu dibarengi dengan integritas tata kelola yang memadai.

Mengangkat kasus fintech seperti eFishery, Investree, KoinWorks, TaniFund, dan Crowde, ia menyoroti ancaman dari inovasi tanpa akuntabilitas yang dapat berujung pada manipulasi laporan keuangan dan hilangnya kepercayaan
publik. Prof. Gatot menegaskan bahwa UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia memiliki potensi besar untuk naik kelas jika didukung ekosistem digital yang sehat. Namun, kualitas manajemen, kesiapan digital, dan rendahnya literasi keuangan masih menjadi tantangan utama. Penelitian akademisi BINUS menunjukkan bahwa pilar penting dalam transformasi digital UMKM mencakup etika, transparansi, akses merata, keberlanjutan, dan kepemimpinan bermoral.

“Transformasi digital UMKM harus menjadi lompatan etis, bukan hanya teknologi. Literasi keuangan masyarakat adalah benteng dari fraud digital. Menuju 2045, kita tidak hanya butuh lebih banyak pelaku usaha digital, tapi juga ekosistem yang berintegritas. Di sinilah peran kolaboratif antara pemerintah, pelaku pasar, akademisi, dan masyarakat sangat krusial,” tegas Prof. Gatot dalam forum tersebut.

Kontribusi Dewan Guru Besar ini menjadi bukti bahwa BINUS University berkomitmen tidak hanya dalam pengembangan akademik, tetapi juga dalam memperkuat ekonomi bangsa. Melalui riset, pengajaran, dan pengabdian masyarakat, BINUS terus mendorong literasi dan inklusi keuangan sebagai fondasi etis transformasi UMKM Indonesia menuju visi Ekonomi-Bisnis yang adil dan berdaya saing global di tahun 2045.